PESAN PISAH ANAK RESAH

Obrolan ini, dimulai dengan segelas kopi yang disajikan oleh ibu-ibu pemilik warung kopi, yang dimasukan kedalam gelas plastik dan tidak lupa senyuman sang pembuat dengan lentik. Diatas rel kereta, seperti biasa pembicaraan berputar disitu-situ saja, tapi anehnya masih sama asiknya. Canda tawa, bahkan sindiran-sindiran sarkas meluas begitu saja. Sepatuku yang basahpun tak terasa, mungkin kering oleh kehangatan rasa didada, yang tak terukur rimbanya. ket: foto ini diambil secara tidak sopan dan tidak memakai etika Asap rokok masih saya bergoyang-goyang, mengantarkan obrolan malam kepada sebuah bayang yang mengiang, berisi cita-cita untuk menantang dunia, atau mencari tahu isi suara-suara yang memanggil dibalik jendela. Esok atau lusa kita akan pergi bersama, menyusuri kota-kota, bertemu bergumpal-gumpal nyawa, yang hadir dengan berbagai ekspresi dan sikap, yang memberi pelajaran pada kita dengan lengkap. Tapi sekarang aku yang pergi dahulu, membentuk keberanian pada ujung ...