Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2021

PESAN PISAH ANAK RESAH

Gambar
Obrolan ini, dimulai dengan segelas kopi yang disajikan oleh ibu-ibu pemilik warung kopi, yang dimasukan kedalam gelas plastik dan tidak lupa senyuman sang pembuat dengan lentik. Diatas rel kereta, seperti biasa pembicaraan berputar disitu-situ saja, tapi anehnya masih sama asiknya. Canda tawa, bahkan sindiran-sindiran sarkas meluas begitu saja. Sepatuku yang basahpun tak terasa, mungkin kering oleh kehangatan rasa didada, yang tak terukur rimbanya. ket: foto ini diambil secara tidak sopan dan tidak memakai etika Asap rokok masih saya bergoyang-goyang, mengantarkan obrolan malam kepada sebuah bayang yang mengiang, berisi cita-cita untuk menantang dunia, atau mencari tahu isi suara-suara yang memanggil dibalik jendela. Esok atau lusa kita akan pergi bersama, menyusuri kota-kota, bertemu bergumpal-gumpal nyawa, yang hadir dengan berbagai ekspresi dan sikap, yang memberi pelajaran pada kita dengan lengkap. Tapi sekarang aku yang pergi dahulu, membentuk keberanian pada ujung ...

BUMI MANUSIA!

Gambar
Apakah tuhan akan marah ? Kala pagi kuanggap siang Siang ku anggap sore Dan sore kuanggap malam Apakah tuhan akan marah ? Kala tetesan air ku anggap cahaya Cahaya kuanggap kegelapan Dan gelap adalah tetesan air Seraya berpikir ku berdoa dan merenung. Bumiku tak lagi muda dan sehat . Ia kini tua dan sekarat . Alamku tak lagi bersih dan sembuh. Ia semakin kotor dan nampak rapuh. Apakah berdosa jika ku anggap bumi berkhianat ? Jika diriku hidup diantara dua dan tiga sekat. Dipupuk oleh dendam dan benci banyak manusia. Di dorong untuk meraba ribuan logika. Bukan bumi ! Tapi manusia ! Bumi hampir mati akibat ulah tangan manusia . Bumi diperkosa setiap jengkal tangan manusia . Karena rasa "BUMI MANUSIA".   D2N 07/04/2021

MALAPETAKA

Gambar
 Dia menghantui, Tak Membawa sabit atau memakai tudung hitam Tak juga Berjubah dan menggunakan perahu retak, lapuk! Namun Anganku terselubung dibalik ufuk. Setan seperti apa dia? Dia cantik dan berpakaian indah Menggunakan pernak-pernik juga Bahkan memakai make up yang mahal Dia menghatui! Mengintaiku dibalik kesendirian, Bersembunyi dibalik pohon-pohon cendana, Atau hutan pinus dan terus menatap dibalik ketidak adaan. Ah persetan, Sampai kapan iya mengancamku? Atau memburuku dalam keraguan diantara langit-langit kamar?! Atau bahkan didalam rumah yang penuh keangkuhan! Aku ketakutan dengan keindahan yang rupawan, Gejolak dadapun tak berhenti dan saling bertabrakan Sedang air yang bergemercik membenciku akan hal ini? Terlalu pengecut karena aku melarikan diri! Baiklah aku berhenti dalam ketakutanku Mencoba memberanikan melawannya. Namun apa daya tangan tak sanggup Kaki pun enggan melangkah, Aku terengah-engah dalam kediaman Dan bingung mengam...

PAK TUA!

Gambar
Sewaktu kecil dengan hati yang kecil Aku menyatu dengan punggungmu Dengan tanganku yang melingkar diantara leher Dan tanganmu menyatu di bawah bokong. Kumerengek meminta permen Dan kau dengan tersenyum membelikannya, Sesekali mengajakku berlari tepat digendonganmu Dan diantara nafasmu yang terengah-engah aku tersipu malu. Menginjak dewasa aku pergi meninggalkanmu Ke tengah perantauan dunia yang lugu Sesekali menyelami hidupmu sebagai cermin Sesekali memecahkan cermin karena tak bisa bercermin Aku lupa pulang hingga kau pulang duluan, Pulang di jemput malaikat yang memantaumu ketika sakit Mengawasimu disetiap nafas-nafas terakhir Yang diakhiri ucapan syahadat sebagai penutup Kali ini aku rindu, Rindu menyandarkan dagu diantara pundakmu Mengalungkan tangan diantara lehermu, Dan tentunya menyapamu di kala semu. Andai saja ada kesempatan. Namun jelas saja tidak mungkin. Yang terjadi adalah pengikhlasan. Dan doa yang terpancarkan! D2N 02/04/2021