PESAN PISAH ANAK RESAH
Obrolan ini, dimulai dengan segelas kopi yang disajikan oleh ibu-ibu pemilik warung kopi, yang dimasukan kedalam gelas plastik dan tidak lupa senyuman sang pembuat dengan lentik.
Diatas rel kereta, seperti biasa pembicaraan berputar disitu-situ saja, tapi anehnya masih sama asiknya. Canda tawa, bahkan sindiran-sindiran sarkas meluas begitu saja.
Diatas rel kereta, seperti biasa pembicaraan berputar disitu-situ saja, tapi anehnya masih sama asiknya. Canda tawa, bahkan sindiran-sindiran sarkas meluas begitu saja.
Sepatuku yang basahpun tak terasa, mungkin kering oleh kehangatan rasa didada, yang tak terukur rimbanya.
Asap rokok masih saya bergoyang-goyang, mengantarkan obrolan malam kepada sebuah bayang yang mengiang, berisi cita-cita untuk menantang dunia, atau mencari tahu isi suara-suara yang memanggil dibalik jendela.
Esok atau lusa kita akan pergi bersama, menyusuri kota-kota, bertemu bergumpal-gumpal nyawa, yang hadir dengan berbagai ekspresi dan sikap, yang memberi pelajaran pada kita dengan lengkap.
Tapi sekarang aku yang pergi dahulu, membentuk keberanian pada ujung tekadku, biarlah aku berlajar dan memberanikan diri, pagi nanti kutunggu kalian di ujung negeri.
Terima kasih atas suatu pengantar yang hangat, yang menjadi kekuatan baru dan semangat. Biarlah kaki ini melangkah meninggalkan kesan di dada, yang lain kali akan terbalas dengan cerita.
#majuedan!
D2N
Kereta Kahuripan, 16/04/2020
Komentar
Posting Komentar