ARSHAKA BUNGA

Aku berangan bahwa kau akan datang
Menghampiri cantiknya padang Edelweis yang dulu kau agungkan
Bermain dengan hujan yang dulu kau ajak berbincang
Dan berbalik kearahku dengan senyuman yang menawan

Bunga yang melambangkan dirimu kini layu dalam benakku
Memupuk nestapa yang hilang ditelan waktu
Menimpa kepalaku yang gusar dan mulut yang menggerutu
Jujur saja aku rindu!


Anggap saja ini adalah ibadahku pada Tuhan dalam sepi
Yang mencoba melenyapkanmu sebagai pengganti
Pengganti akan sosok Tuhan yang mungkin ikut merindu
Dan mengambilmu dariku atau sebaliknya jila memang begitu

Dalam kebisingan malam yang aku lawan dengan sepi
Tetap saja ibadah ini sungguh tak enak dihati
Dan jujur saja percikan itu mencoba membakar kisah lalu
Memberi cahaya yang mengantarkan anganku pada bayangmu

Entah sampai kapan hal ini berhenti menyerbu diri
Dan jika memang tak bisa, maka aku pilih jalan penyiksaan
Entah dengan selalu berharap padamu atau menghindari takdir Tuhanku
Sungguh lelah ini aku bayar dengan kepasrahan akan jiwaku yang membatu

Dan kembali lagi pada bunga yang tertanam dalam namamu
Sungguh ini melingkari diriku!
Dan terakhir, kebaikan semoga tercurah padamu.

M. Dudan Darmawan
18 Februari 2022
Untukmu Bunga yang hendak layu

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Masih Dalam Detak Yang Sama

Kuasa tak Kuasa