Kuasa tak Kuasa

Ada kala dimana setiap manusia harus melupakan romantika
Mengubur ruang cahaya
Membunuh ruang ekpektasi
Tentang kekayaan, kekuasaan, ketamakan, bahkan keserakahan.

Coba kau tengok mereka yang sedang berada dalam sebuah nestapa
Menghadapinya bersama-sama
Tanpa sebuah isukan atau tangisan 
Walau didalam dada teriakan tak bisa dihindarkan


Kau berbicara bahwa hidup yang kau dambakan adalah kentang kesenangan
Tentang harta, tahta, benda atau kuasa
Bahkan satu sisi tentang senjata dan tentara 

Semuanya jelas adalah ruang yang buta

Hari ini di desa Kledung
Bapak dan keluarga berwajah mendung
Belum lama mereka berkabung
Saat ini malah justru sulit bernaung.

Dan balik lagi,
Semua akibat dari keserakahan yang melibatkan Harta, Tahta, Kuasa, Senjata dan Tentara!

Semoga kebaikan menyertai kita semua!

10/09/2024
Kledung, Jawa Tengah.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Masih Dalam Detak Yang Sama

Gambar
Kebohongan berangsur cepat Bahkan sang pembuat menelannya dengan lahap Dalam meja makan keluarga yang berisi lauk pauk derita Bercampur teriakan dan tangis ribuan duka Aku mendengar Suara Banyak jerit hati yang terluka Orang berbondong turun kejalan! Tangan Kiri masih tetap dikepalkan! Sejatinya perlawanan harus tetap dilaksanakan Penindasan harus dihentikan Bahkan jika perlu tangan yang dikepal sejatinya harus dipukulkan Pada mereka yang masih haus dengan kekuasaan. Polisi?  Politisi? Bahkan rezim hari ini, Semuanya adalah Tai! Sistem Harus tetap diperiksa Telinga yang tuli harus tetap di kritik Maka jika tidak? Matilah Ilmu dan kebenaran pada saat itu juga! Selamat merayakan perlawanan! Doa masih tetap terpancar, Gemuruh di dada masih tetap sama Semoga apa yang jadi landasan perjuangan tak akan pernah sirna Keselamatan bagi Rakyat Indonesia! Dudan Darmawan Tragedi Menyetubuhi Demokrasi 22/08/2024
Baca selengkapnya

ARSHAKA BUNGA

Gambar
Aku berangan bahwa kau akan datang Menghampiri cantiknya padang Edelweis yang dulu kau agungkan Bermain dengan hujan yang dulu kau ajak berbincang Dan berbalik kearahku dengan senyuman yang menawan Bunga yang melambangkan dirimu kini layu dalam benakku Memupuk nestapa yang hilang ditelan waktu Menimpa kepalaku yang gusar dan mulut yang menggerutu Jujur saja aku rindu! Anggap saja ini adalah ibadahku pada Tuhan dalam sepi Yang mencoba melenyapkanmu sebagai pengganti Pengganti akan sosok Tuhan yang mungkin ikut merindu Dan mengambilmu dariku atau sebaliknya jila memang begitu Dalam kebisingan malam yang aku lawan dengan sepi Tetap saja ibadah ini sungguh tak enak dihati Dan jujur saja percikan itu mencoba membakar kisah lalu Memberi cahaya yang mengantarkan anganku pada bayangmu Entah sampai kapan hal ini berhenti menyerbu diri Dan jika memang tak bisa, maka aku pilih jalan penyiksaan Entah dengan selalu berharap padamu atau menghindari takdir Tuhanku Sungguh lelah ini aku ba...
Baca selengkapnya