Awal Perjalanan *Stasiun Kiara Condong*
Sejatinya setiap perjalanan memerlukan sebuah alasan untuk dilakukan, dan jika tanpa sebuah alasan maka perjalanan itu hanya seperti layangan putus saja, mengawang tak tentu arah dan kebingungan di terpa angin. *anying puitis asing*
Oh iya aku senang berpetualang, kesana-kemari, sendiri ataupun berkelompok, ya walaupun jujur aku senang pergi sendiri sih.
Pada akhir bulan oktober kemarin aku pergi ke Timur Indonesia, dengan tujuan utamanya lombok. Diawal keberangkatan hal yang pertama kali aku siapkan adalah logistik, perlengkapan lain dan oh iya uang juga deh. Sengaja aku simpan kata "uang" di belakang supaya terlihat lebih keren. *naon kerenna?*
Di awal keberangkatan aku di antar 5 orang sahabat ke stasiun kiara condong, untuk akhirnya bertemu dengan teman-teman perjalanan. Kelima teman tersebut adalah si gondrong luqy yang berkacamata (pengguna apk tinder senior namun dianggap kepala suku karena sikap dewasanya), arul maung sang fotoghrafer yang bercita-cita meneruskan perjuangan Tan Malaka (walau pada akhirnya ia lemah oleh wanita),faza yang beridealis tinggi seperti soe hok gie (ojek pribadi yang tak mau dibayar hehe), luby sang bocah nakal kembaran luqy (pakboy tak kasat mata), dan temannya luby (aing poho ngaranna).
Ok, keberangkatan kereta dimulai pada pukul 10/11 malam, sembari menunggu keberangkatan kereta aku sempat berbincang dengan kelima sobat yang mengantarkanku di sebuah jalur rel kereta dekat parkiran. Yang lucunya adalah, di tengah obrolan celetuk kata keluar dari luqy.
"Kumaha mun maraneh teh katabrak? Na beut caricing dina rel kieu".
"Bae lah katabrak mah.Palingan juga si om dudan gak jadi pergi!". Celetuk faza.
"Teu jadi indit mah atuh mereun ngilu minum di imah aing nya? Hahaha". Tambah luby.
Memang pada saat sesudah aku pergi mereka berencana untuk menikmati dinginnya Kota Bandung dengan minuman-minuman khas Toko Bahagia atau Tante Lena (begitu kami menyebutnya).
Tak lama berselang, arul menambahkan.
"Geus we dan tong jadi indit, mending minum da kereta nage moal jadi indit."
"Sialan!" Godaan mereka untuk merasakan kehangatan minuman di selintas menggodaku. Namun aku jawab saja dengan tenang "Ke di Bali aing meuli Arak Bali! Maraneh moal dibere! Wkwkwk".
"Anying, sombong kieu ieu cecunguk!" umpat faza dan kamipun tertawa.
Berselang waktu kemudian, temannya luby *yang aing poho namanya* mendadak pengen kencing, dan dia malas ke kamar mandi karena takut disuruh bayar.*aing ge wegah mayar sih*
Alih-alih demikian, luqy memberikan botol bekas minum dan memberi saran untuk dia kencing di tempat ngobrol kami, dan sebagai salah satu cara agar tidak diketahui banyak orang yang melintas akhirnya kita berkerumun dan melingkari dirinya.
Sontak ia ambil botol minum tersebut dan berpura-pura menurunkan resleting, dan dengan goyangannya ia turunkan resleting sembari berkata "yeuh aing ngompol didieu yeuh!" Sontak kami semua tertawa. *Kocak juga sobat ambyar ini, aing kira dia intropert*
Karena takut terlalu malam, dan gerimispun mulai turun, akhirnya aku berpamitan pada 5 sahabatku ini, dan setelah bersalaman akhirnya aku lari ke tempat tunggu kereta di stasiun.
Namun setelah agak jauh, faza tiba-tiba berteriak "Om, sepatu ketinggalan yeuh".
Aku yang lupa bahwa sepatuku sempat di gantung dimotornya faza tertinggal dan akhirnya aku kembali lagi untuk mengambilnya.
"Motor maneh nu mana za? Aing poho!"
"Tah ditukang, sok weh cokot nya". Timbal faza.
"Alah za ning euweuh sapatu teh, murag mereun tadi siah!" Aku panik karena memang sepatu yang digantung tidak ada!
"Hahahahah! Anying lain eta motor aing mah!". Faza tertawa dan yang lain mengikuti.
"Na ari maneh dan tuh di tukang, motor si faza mah. Hahahah". Tambah luqy.
"Ayeuna gs pohoan, komo eungkeu geus indit!". Tambah arul meledek.
"Anying buduk maraneh!" Timpal aku sembari mengambil sepatu dan pergi.
Disela-sela berpamitan aku usil saja pada sahabat-sahabatku ini.
"Qy tong poho boga kabogoh mun urang balik nya?" Ledekanku pada luqy.
"Maneh ge ke mawa kabogoh dan, tong poho kenalkeun jeung bere nomor, kamari gs nu ka 38!"
"Siap qy! Di nomoran sampe ka 100 ku aing!"
Selebihnya kita tertawa dan berpisah di stasiun!
*Geus ah cape aing nyaritakeunna!*
Yuhu
BalasHapusJangan baca, ini khusus 18+ keatas.
BalasHapus