SEGUMPAL KISAH SEBELUM PISAH
Dingin menusuk kulit kala api mulai meredup
Ditemani hujan yang menyerang genteng rumahmu
Menciptakan kisah baru
Melukiskan canda tawa dan hati yang menggebu
Kau sajikan aku secangkir kopi hangat
Dengan senyum dan prilaku yang anggun ku mulai terjatuh dan terpahat
"Ini diminum dulu"
Serentak suaramu yang anggun memotong anganku
Dan ku hanya membalas dengan sedikit kaku
Kau ingatkah kala kau intip kamar tidurku?
Diam disamping pintu kayu. Kau memandang dan memperhatikanku.
Serentak ku terbangun dan membalas tatapanmu
Wajahmu memerah dan kau tersipu malu
Ah sungguh kau adalah kesigapan akan mimpi burukku
Yang menenangkan dikala badai melanda
Yang menyenangkan dikala surya mendera
Jika esok hari kita berpapasan
Jangan lagi kau tinggalkan aku dalam kesendirian,
Jika esok hari kita tak bertemu
Ku harap ia menjagamu dengan khusu.
Ditemani hujan yang menyerang genteng rumahmu
Menciptakan kisah baru
Melukiskan canda tawa dan hati yang menggebu
Kau sajikan aku secangkir kopi hangat
Dengan senyum dan prilaku yang anggun ku mulai terjatuh dan terpahat
"Ini diminum dulu"
Serentak suaramu yang anggun memotong anganku
Dan ku hanya membalas dengan sedikit kaku
Kau ingatkah kala kau intip kamar tidurku?
Diam disamping pintu kayu. Kau memandang dan memperhatikanku.
Serentak ku terbangun dan membalas tatapanmu
Wajahmu memerah dan kau tersipu malu
Ah sungguh kau adalah kesigapan akan mimpi burukku
Yang menenangkan dikala badai melanda
Yang menyenangkan dikala surya mendera
Jika esok hari kita berpapasan
Jangan lagi kau tinggalkan aku dalam kesendirian,
Jika esok hari kita tak bertemu
Ku harap ia menjagamu dengan khusu.
D2N
2019/12/10
Komentar
Posting Komentar