HIDUP ADALAH RASA SAKIT

 Malam kemarin aku berbicara dengan anak kecil nona, dia tidak beruntung seperti aku dan kamu. Dia memiliki kisah yang cukup kelam dan mungkin jika aku sendiri yang mengalaminya mungkin tak akan bisa.

Namanya Ari, dia adalah seorang bocah asal Cibadak-Cianjur. Ia memiliki seorang adik dan Ibu dirumahnya, tapi tanpa seorang ayah.

Kata Ari, ayahnya meninggal gara-gara tertipa beton disaat ia sedang bekerja disalah satu bangunan. Saat kejadian, katanya Ari sedang sekolah. Dan ia harus menyaksikan bahwa ayahnya telah tertutup kain disaat ia pulang kerumah.
Bisa kita bayangkan nona, bagaimana perasaan Ari saat itu?

Lama waktu berselang Ari masih sekolah, tepatnya saat itu Ari sedang duduk dikelas tiga. Namun karena keadaan yang semakin memburuk Ari terpaksa putus sekolah ketika ia menginjak kelas 5.

Ibunya tidak sanggup lagi untuk membiayai sekolahnya. Betapa tidak nona, ibu Ari harus mengurus ia dan adiknya. Bermodalkan penghasilan sebagai buruh cuci tentu hal ini sangat berat untuk Ibu Ari!
Aku sakit mendengarkannya kala itu, dan turut perihatin tentunya.

Semenjak Ari berhenti sekolah, ia membantu perekonomian keluarganya dengan bekerja sebagai seorang tukang parkir disalah satu minimarket di Cipanas.

Aku tak tahu seberapa kuat bocah berumur 13 tahun itu nona. Selain kehilangan dan menumbangkan cita-citanya demi keluarga, ia juga sering dituding sebagai bocah pengguna "lem" dan pencuri oleh orang-orang disana. Mungkin karena cara ia berpakaian dan bertingkah laku.



"Duka da A abi ge sok kadang mah nyeri kitu, upami ngabantosan markiran didieu. Nya, kadang mah dituding sok ngelem, sok maok cenah. Tapi taroskeun weh si bapak itu (sambil menunjuk tukang parkir lain). Demi Allah nage tara maok jeung ngelem Ari mah". Itu ucapnya padaku kala ku tanya tentang kabar yang beredar.

"Naha make bisa dituding kitu Ri?".

"Duka A, pedah ari kieu weh mereunan". (sambil menunjukan pakaiannya)

Terlepas dari rasa sakitnya, aku juga ikut merasa sakit. Betapa karena hanya pakaian yang lusuh dan penampilan yang berbeda atau secara kasar disebut tidak layak. Orang-orang menudingnya sebagai seorang kriminal!.

Tapi itulah hidup, dan yang harus kita ubah adalah pola pikir dalam menilai seseorang. Sesuai pepatah menyebutkan "DONT JUST BOOK BY THE COVER". Selain itu bukankah tugas kita menolong mereka?

Oh iya, Ari bekerja setiap malam saja, ia bekerja dari jam 7 malam sampai jam 5 Pagi. Ia bekerja larut malam karena pada pagi hari sampai petang ada penjaga parkir yang bertugas.

Penghasilannya tak menentu nona, kalo beruntung, dalam semalam ia mungkin hanya akan mendapat uang 20-30 ribu saja.

Kata Ari, kalau ia selesai menjaga parkiran ia akan pergi kepasar subuh dan membeli beras. Setelahnya, ia akan membawa beras tersebut kerumah dan memberikannya kepada ibu dan adiknya.

Kalo sudah pulang, Ari akan tidur untuk beristirahat akan aktivitasnya malam.

Waktu berlalu begitu saja, memaksa aku untuk pulang dan meninggalkan Ari.
Tepat jam 11 malam aku pulang, dan hanya meninggalkan sendalku untuk Ari.
Oh iya satu hal lagi aku bertemu Ari saat itu dalam keadaan tidak memakai sendal. Dan ya kita bisa bayangkan bagaiman kondisinya kan?







Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sebuah Nilai Perlu Dilindungi

ARSHAKA BUNGA

SELAMAT BERPROSES