Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2021

HABIS YANG TAK PERNAH HABIS

Gambar
  Ibu. Kini lihatlah anakmu. Senyum nya terlihat palsu. Tawa nya kerap menipu. Seperti merasa tak pernah punya masa depan. Padahal aku tahu ibu banyak menaruh harapan. Ibu. Betapa anakmu ini terlalu pandai dalam berandai. Terlalu sibuk berjalan sendirian sampai akhirnya lupa untuk pulang. Parahnya lagi, anakmu ini sudah lupa bahwa rumah sebenarnya hanya ada dipelukmu. Ibu. Ketika anakmu ini mulai menyayangi seseorang. Namun nahas ternyata rasa tak melulu soal bahagia. Bisa saja mengundang luka. Aku teringat ketika ibu berkata bahwa menyayangi sama saja dengan berbuat baik. Kamu hanya perlu melakukannya tanpa menaruh harap akan adanya balasan. Biar tuhan yang melihat segala kebaikan.  " Kamu kemana saja nak? Lama enggak pulang. Naik gunung kemana saja? Kebetulan Ibu masak soto kesukaanmu, ada di dapur ". Aku lantas memeluk. @imenprayata_

EGOISME DAN KEGENGSIAN (Sebuah ucapan Selamat Hari Ibu juga Bapak)

Gambar
Dan aku masih saja menari dengan alunan musik yang sudah berhenti sedari tadi Tak ada yang melihat diriku kecuali senyum ibu dan bapak Orang-orang pergi dengan meninggalkan sorakan kekecewaan Sedang yang masih menopang hanya ibu dan bapak Berbicara tentang cinta dan pembuktian yang paling dalam Aku merasa bahwa sejak dari dulu aku salah mengartikan Bukan, bukan, cinta bukan hadir dari mereka yang atau sesiapa saja yang sedang kita perjuangkan; orang luar! Cinta terdalam lahir dari keikhlasan ibu dan bapak Perbandingan tak setimpal  Yang ada mungkin penyesalan; jika masih tetetap pada jalan dan ego sendiri Kita hanya sibuk berdiri untuk sendiri Dengan mengira bahwa kita berdiripun oleh sendiri; salah! Aku masih sama seperti dulu, masih tergeletak Yang menarikku ketika merangkak, yang menopangku untuk berdiri, bahkan mendorongku untuk berlari. Bukan dari diri sendiri! Melainkan karena tangan ibu dan kaki bapak Dan jika boleh aku menangis, maka aku akan menangis! Namun pad...

DESEMBER

Gambar
Digelanggangan jalan, orang-orang kesal dan tak sabar Di ujung trotoar, orang-orang bersikut dengan Tuhan Sedang disini, aku memikirmu sendirian Dengan sajak rendra dan bait kisah jazuli imam Dalam buku, mereka berbicara bahwa hidup yang paling hidup adalah dengan mencinta. Sedang aku tafsirkan kata mereka pada embun di jendela Juga pohon kecil pemberian bapak Tak lupa seduh kopi pemberian bunda Aku mempertanyakan apa itu cinta? Dan yang terbesit adalah kasih orang tua pada anaknya. Yang diam tapi memperhatikan Yang memaksimalkan tanpa pernah ketahuan Dan aku tuliskan pesan singkat ini padamu. Kali ini, disini, diantara bapak, ibu, rendra, dan jazuli. Maka jika memang tak ada balas darimu aku rasa tak apa Sebab tak selamanya cinta menghadirkan pembalasan Aku belajar dari mereka, juga orang-orang bahwa; Kau adalah selayaknya prempuan yang harus aku cintai tanpa harus memaksakan untuk kau kembali mencintai balik Dan satu lagi, mungkin ini adalah ungkap...

KELUH

Gambar
Duh gusti, tubuhku kurus tak terurus Mataku capek terjaga dimalam hari Paru-paruku sempit tersedak asap dan kopi Jantungku kapan saja bisa mati Duh gusti, otak ini sudah tak bisa menganalisis Hati ini mati tak bisa merasa Kaki ini gontai dalam berdiri Dan tangan seakan bergetar tak berhenti Duh gusti, aku menjadi tua dengan umur muda Terbukti dengan mulai munculnya uban di kepala Dengan kulit yang kering  dan tertekan Dengan apa lagi ya gusti? Aku lupa menyebutkan. Ah betapa pedih nasib hambamu ini Bahkan mengeluh saja menjadi pikir yang panjang Dan soal perbaikan malah pergi tak karuan Oh gusti, kuatkan saja aku untuk bertahan Kontrakan, 16 Desember 2021 Swakarsa_Kecil