HABIS YANG TAK PERNAH HABIS

Ibu. Kini lihatlah anakmu. Senyum nya terlihat palsu. Tawa nya kerap menipu. Seperti merasa tak pernah punya masa depan. Padahal aku tahu ibu banyak menaruh harapan. Ibu. Betapa anakmu ini terlalu pandai dalam berandai. Terlalu sibuk berjalan sendirian sampai akhirnya lupa untuk pulang. Parahnya lagi, anakmu ini sudah lupa bahwa rumah sebenarnya hanya ada dipelukmu. Ibu. Ketika anakmu ini mulai menyayangi seseorang. Namun nahas ternyata rasa tak melulu soal bahagia. Bisa saja mengundang luka. Aku teringat ketika ibu berkata bahwa menyayangi sama saja dengan berbuat baik. Kamu hanya perlu melakukannya tanpa menaruh harap akan adanya balasan. Biar tuhan yang melihat segala kebaikan. " Kamu kemana saja nak? Lama enggak pulang. Naik gunung kemana saja? Kebetulan Ibu masak soto kesukaanmu, ada di dapur ". Aku lantas memeluk. @imenprayata_