BAPAK, KOPI, DAN MALAM

Dimalam hari Swakarsa terduduk di ujung bangku kedai kopi, menyendiri dan tak ada yang menemaninya selain dari kopi, rokok, laptop, dan sebuah lagu yang dibawakan iksan skuter dengan judul bapak. Ada manusia yang sangat ingin aku peluk, tapi aku malu. Mengalun lirik lagu itu menusuk bathin Swakarsa, ada gundah dalam dirinya. Tak lama ia hilangkan kekakuan dan kegundahan dirinya dengan hisapan rokok dan seruput kopi. Berselang waktu, ia tuliskan sebuah puisi sebagai pesan pada bapaknya, yang jauh ia tinggalkan di kediamannya Cianjur. Pak, Jika esok kau terbaring lebih dulu dari aku, maka akan aku hapus air mata adik-adikku. Pak, Jika esok kau berkelana bersama Tuanmu Maka aku pastikan aku Siap menjadi penggantimu. Pak, Sejujurnya terkadang aku benci padamu, Bukan kepadamu sih sebenarnya, Tapi pada diriku sendiri yang selalu menjauhimu sendari kecil. Iya aku tak terlalu dekat denganmu. Pak, Hari ini anakmu sudah besar, Walau tak mendapat perhatian selayaknya anak-ana...